Thursday, September 6, 2012

S E R O N G

Istri dimana saja sama, sebagian dari tugasnya adalah untuk dilukai suami, dan sebagian yang lain untuk memberi maaf kala suami bertobat
(Serong – LKH)


Apa yang Anda rasakan saat membaca kalimat tersebut di atas? Adakah sesuatu yang berkecamuk dalam pikiran dan hati Anda?

… Seandainya Anda adalah seorang istri?
atau
… Seandainya Anda adalah seorang suami?

Yang jelas, saat pertama kali membaca kalimat tersebut (tanggal 11 November 2004; yang lantas membuat saya memutuskan untuk membeli novel itu) --- saya (maaf) mengumpat!
, betapa 'teraniaya'nya seorang istri andai memang seperti itulah tugasnya.

Lantas, mengapa tiba-tiba saya tertarik mengangkat topik ini?

Well, saya tertarik karena telah beberapa kali saya temui berbagai peristiwa perselingkuhan alias SERONG di sekitar saya --- bahkan ternyata, banyak terjadi pada orang-orang terdekat saya.

Salah seorang rekan saya pernah bercerita:
“Ier, gw selingkuh! Tapi bukan selingkuh fisik, soalnya gw ga pernah janjian kencan ma dia. Ini selingkuh hati. Dan gw tau, justru itu yang bahaya!”

 Seperti yang sudah-sudah, saya selalu mengungkapkan pendapat saya,
,… bahwa secara pribadi, saya tidak menyalahkan CINTA yang terjalin dari sebuah perselingkuhan [uhm, kalau itu memang boleh dinyatakan sebagai cinta dan bukan nafsu semata], TAPI, ijinkan saya ‘menentang’ dengan cara saya jika rasa CINTA itu dibiarkan berkembang bahkan sengaja dikembangkan.

Yang sering terjadi, para pelaku perselingkuhan mencari pembenaran atas apa yang mereka lakukan,--- termasuk pembenaran telah mencintai ‘orang-yang-salah’; dengan salah satunya menyatakan bahwa perasaan mereka sangat manusiawi. Sadarkah mereka, bahwa begitu banyak orang yang tersakiti dengan perbuatan mereka? Lantas, masih pantaskah perbuatan mereka dibenarkan?

Bukan saya sok suci atau munafik… [Sebab siapa tahu saya pernah, sedang, atau nantinya akan terlibat dalam sebuah perselingkuhan?? Ooppss!!!!]Scared 2
Tapi hanya karena kebetulan saya adalah seorang perempuan, maka saya mengungkapkan pendapat saya sebagai seorang manusia, seorang perempuan, dan seorang istri…

Bahwa, andai saya berada di posisi yang tersakiti, saya pasti akan menghujat perempuan yang telah menyakiti saya --- juga pasangan saya yang telah tega menyakiti saya tentunya.

Saya hanya ingin menyampaikan sebuah pesan yang menurut saya cukup sederhana untuk semua yang sudah mengikrarkan cinta mereka dengan pasangan [suami/istri]nya atas nama CINTA dan ALLAH;

Jagalah cinta yang sudah terikrar itu, sebab tidak ada satupun pembenaran yang bisa membenarkan sebuah pengkhianatan.

Akhir kata, SELAMAT buat yang telah menyudahi perselingkuhan mereka.
 
 
::[]::
 
Bunda said:
“Cinta memang buta, tapi jangan sampai kita dibutakan oleh cinta”